Pendidikan Karakter Adalah – Pemerintah sudah mulai mencontoh model pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter, pelaksanaan sekolah lima hari dalam seminggu. Rincian model pelaksanaan lima hari dalam seminggu dalam program ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) no. 87, ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 6 September 2017.
Ya, memperhatikan dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya melalui penguatan nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, pekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bergaul, damai , gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan bertanggung jawab, pemerintah memandang perlu penguatan pendidikan karakter.
Pendidikan Karakter Adalah
Keputusan Presiden ini juga menetapkan bahwa penerapan PPC pada satuan pendidikan pada pendidikan formal dilaksanakan selama 6 (enam) atau 5 (lima) hari sekolah dalam 1 (satu) minggu.
Pendidikan Karakter Dari Pengalaman Negara Lain
Angka (2) Pasal 9 Keputusan Presiden ini menyatakan bahwa peraturan tentang hari mengajar tersebut disampaikan kepada setiap satuan pendidikan bersama-sama dengan komite sekolah/madrasah dan diinformasikan kepada pemerintah daerah atau kementerian yang menyelenggarakan urusan negara di bidang pendidikan. tentang itu. kepercayaan setempat sesuai dengan kewenangannya.
Dalam menetapkan 5 (lima) hari sekolah, menurut keputusan presiden ini, dinas pendidikan dan dewan sekolah/madrasah memperhatikan: a. kecukupan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan; B. ketersediaan sarana dan prasarana; C. kearifan lokal; dan D. pendapat tokoh masyarakat dan/atau tokoh agama di luar Sekolah/Dewan Madrasah. Pembangunan karakter merupakan salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Yusuf Kal. Nawa Cita mengklaim pemerintah akan merevolusi karakter bangsa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memperkuat karakter masa depan bangsa melalui gerakan “Penguatan Pendidikan Karakter” (PPK) yang telah ada sejak tahun 2016.
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pendidikan karakter pada jenjang pendidikan dasar lebih diperhatikan daripada pendidikan yang mengajarkan ilmu. Untuk sekolah dasar – 70 persen, untuk sekolah rendah – 60 persen.
“Gerakan penguatan pendidikan karakter merupakan fondasi dan ruh utama pendidikan,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhajir Effendi.
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta
Tidak hanya berpikir (literasi), PPK mendorong pendidikan nasional memperhatikan hati (etis dan spiritual), rasa (estetika) dan olah raga (kinestetik). Keempat dimensi pendidikan tersebut harus berlangsung secara utuh dan serentak. Keterpaduan proses pembelajaran di kelas, di luar kelas dan di luar sekolah di sekolah dapat dilakukan atas dasar pengembangan budaya sekolah atau melalui kerjasama dengan masyarakat di luar lingkungan pendidikan.
Ada lima nilai karakter dasar yang bersumber dari Pancasila yang menjadi prioritas pengembangan gerakan PPK; yaitu beragama, berbangsa, berintegritas, mandiri dan gotong royong. Setiap nilai tidak berdiri dan berkembang secara mandiri, tetapi saling berinteraksi, berkembang secara dinamis dan membentuk integritas pribadi.
Nilai-nilai religius mencerminkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang diwujudkan dalam perilaku terkait penerapan ajaran agama dan kepercayaan, menghargai perbedaan agama, menjaga toleransi terhadap ekspresi agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan sesama anggota. agama dan kepercayaan. agama. Penerapan nilai-nilai yang bersifat religius tersebut diwujudkan dalam bentuk perdamaian, toleransi, menghargai perbedaan keyakinan dan keyakinan, ketegasan, percaya diri, kerjasama antar pendukung keyakinan dan keyakinan, perang melawan hooliganisme dan kekerasan, serta persahabatan. , kejujuran, tidak memaksakan kehendak, cinta lingkungan, perlindungan terhadap yang kecil dan terisolasi.
Nilai-nilai nasionalisme adalah cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa, yang mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri sendiri. . dan kepentingan kelompok. Sikap nasionalis diungkapkan melalui sikap terhadap budaya bangsa sendiri, pelestarian kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, keunggulan dan prestasi, cinta tanah air, perlindungan lingkungan, ketaatan pada hukum, disiplin, rasa hormat. untuk keragaman budaya, suku dan agama.
Pdf) Hakikat Pendidikan Karakter
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang menjadi landasan perilaku yang dilandasi upaya untuk menjadi pribadi yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, perbuatan dan pekerjaan, yang memiliki keterikatan dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral. Karakter itikad baik meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, partisipasi aktif dalam kehidupan publik melalui tindakan dan perkataan yang konsisten berdasarkan kebenaran. Orang yang teliti juga menghargai harkat dan martabat individu (khususnya penyandang disabilitas) dan dapat menjadi teladan.
Nilai karakter mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak bergantung pada orang lain dan menggunakan seluruh tenaga, pikiran, waktu untuk mewujudkan harapan, impian dan cita-cita. Siswa mandiri memiliki etos kerja yang baik, tangguh, bisa berjuang, profesional, kreatif, berani dan pembelajar sepanjang hayat.
Makna karakter gotong royong mencerminkan tindakan menjunjung tinggi semangat gotong royong dan bahu membahu dalam memecahkan masalah bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, membantu/menolong orang yang membutuhkan. Kami berharap siswa dapat menunjukkan rasa hormat kepada orang lain, dapat bekerja sama, inklusif, dapat membuat keputusan bersama, mencapai konsensus, saling membantu, memiliki empati dan rasa solidaritas, anti-diskriminasi, anti-kekerasan dan kesukarelaan.
“PPK ini merupakan titik awal bagi perbaikan pendidikan kita secara menyeluruh,” kata Mendikbud kepada Kelompok Pelaksana PPK yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan di bidang pendidikan.
Guru Berkarakter Untuk Pendidikan Karakter Di Sekolah
Menurut Mendikbud, PPK tidak mengubah struktur kurikulum, melainkan memperkuat kurikulum 2013 yang sudah memuat pendidikan karakter. Beberapa perubahan pada kelas telah dilakukan dalam penerapannya untuk memasukkan lebih banyak konten pendidikan karakter. Kemudian kegiatan tambahan dan ekstrakurikuler ditambahkan. Integrasi ketiganya diharapkan dapat membantu membangun karakter dan memperkuat karakter positif siswa.
“Pada dasarnya manajemen sekolah berimplikasi pada keterlibatan siswa yang lebih aktif dari metode pengajaran, dari kurikulum yang lebih luas yang mengoptimalkan penggunaan sumber belajar,” ujar Mendikbud.
PPK mendorong sinergi tiga pusat pendidikan yaitu sekolah, keluarga (orang tua) dan masyarakat (society) dalam rangka membentuk ekosistem pendidikan. Menurut Mendikbud, selama ini ketiganya berperilaku seolah-olah dirinya sendiri, meski interaksi tersebut bisa menghasilkan sesuatu yang tidak biasa. Kami berharap tata kelola sekolah diperkuat, di mana sekolah berperan sentral, dan lingkungan dapat dioptimalkan untuk menjadi sumber belajar.
“Dalam pendidikan, peran guru sangatlah penting dan hendaknya menjadi orang yang mencerahkan, membuka alam, pikiran dan jiwa, memunculkan nilai-nilai kasih sayang, nilai keteladanan, nilai tingkah laku, nilai moral, nilai-nilai keragaman. Pendidikan karakter yang benar adalah dasar dari pendidikan yang benar,” kata Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu saat membuka Konferensi Nasional Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2017.
Perkuat Pendidikan Karakter, Dprd Kulonprogo Ubah Perda 18
Menurut Mendikbud, kunci keberhasilan pendidikan karakter terletak pada peran guru. Menurut ajaran Ki Hajar Devantara, “ing ngarso sung tuladho, ing madyo builda karso, tut wuri handayani”, idealnya seorang guru harus dekat dengan muridnya. Guru harus dapat memantau siswanya agar mengetahui perkembangan siswanya. Tidak hanya dimensi intelektual, tetapi juga kepribadian setiap siswa.
Tidak hanya sebagai guru mata pelajaran, tetapi seorang guru juga dapat berperan sebagai fasilitator untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Guru juga harus mampu berperan sebagai gatekeeper membantu siswa menyaring pengaruh negatif yang tidak kondusif bagi perkembangannya. Seorang guru juga dapat menjadi penghubung bagi siswa dengan berbagai sumber belajar yang ada di luar kelas atau sekolah. Dan sebagai katalisator, guru juga dapat menggali dan mengoptimalkan potensi setiap siswa.
Saat ini melalui revisi Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 2008 tentang PP No. 19 Tahun 2017, Kemendikbud mendorong perubahan paradigma bagi guru untuk memenuhi perannya sebagai pendidik profesional yang tidak hanya mampu mencerdaskan peserta didik, tetapi juga membentuk karakter positifnya sehingga menjadi generasi emas Indonesia yang memiliki keterampilan abad 21. .
Berdasarkan Pasal 15 PP No. 19 Tahun 2017, pemenuhan beban mengajar guru dapat dicapai dari beban tugas tambahan yang setara. Kegiatan ekstrakurikuler lain yang berkaitan dengan pembelajaran juga dapat diubah menjadi pembelajaran tatap muka. “Guru tidak perlu lagi mencari jam belajar tambahan di luar sekolah untuk memenuhi beban mengajarnya. Dia harus bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didiknya,” ujar Mendiknas.(*)
Pdf) Pendidikan Karakter Untuk Siswa Sd Dalam Perspektif Islam
FLS2N Tingkat SMA Kalteng 2017… Pembukaan Festival Kegiatan Promosi SMA dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tingkat SMA Kalteng 2017 diresmikan oleh Kepala Dinas… Struktur kegiatan siswa di dalam dan di luar sekolah merupakan salah satu yang menekankan program penguatan karakter (PPK) yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 dengan motto “Selamat Belajar di Rumah Kedua”.
Nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) didasarkan pada filosofi pendidikan karakter Ki Hajjar Devantari. Yakni, olah hati (etika), olah pikir (literasi), olah karsa (estetika) dan olah raga (kinestetik).
Kemudian dari filosofi tersebut diharapkan akan muncul nilai-nilai karakter siswa, mulai dari iman, kejujuran, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghormati prestasi, keramahan/kemasyarakatan, cinta damai, gemar membaca, kepedulian terhadap lingkungan, kepedulian sosial, tanggung jawab, dll.
Kemudian, nilai-nilai karakter yang diharapkan muncul dari falsafah pendidikan karakter Ki Hajar Devantari kemudian dikristalisasi menjadi lima nilai karakter dasar, yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan teliti.
Pengaruh Pendidikan Karakter Terhadap Pembentukan Kepribadian Peserta Didik
Hasil dari proses ini adalah individu yang unggul secara akademik sebagai hasil belajar dan belajar secara terus menerus (pemrosesan pemikiran), individu yang memiliki kerohanian yang mendalam, iman dan taqwa (pengembangan hati), individu yang memiliki integritas moral, rasa seni dan budaya (pendidikan rasa dan budaya). karsa), serta orang-orang yang sehat dan mampu berpartisipasi aktif sebagai warga negara (olahraga).
Untuk mendukung proses penguatan pendidikan karakter, dikembangkan model implementasi PPK yang merepresentasikan kegiatan pendidikan karakter di sekolah, yaitu kegiatan intra kelas (mengajar dan belajar), kegiatan wajib dan ekstrakurikuler.
Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler yang meningkatkan kegiatan intrakurikuler, sesuai dengan minat dan bakat siswa dan dibimbing oleh guru/pembina/orang tua dan masyarakat, seperti kegiatan keagamaan, pramuka, PMR, Paskibra, seni, bahasa dan sastra , CIR, jurnalistik, olahraga, dll.
Selain itu sekolah juga melakukan kegiatan ekstrakurikuler dan pembiasaan pendidikan karakter, seperti mengawali hari dengan upacara bendera (hari senin), apel, menyanyikan lagu kebangsaan indonesia raya, lagu kebangsaan,